NEWS UPDATE : SITUS "PP NURUL MUSTHOFA" SEKARANG SUDAH BISA DI AKSES VIA APLIKASI ANDROID. TUNGGU UPDATE DARI KAMI. SECEPATNYA AKAN KAMI UNGGAH APK NYA UNTUK DI DOWNLOAD,,, TERIMA KASIH
INFO UPDATE
KLIK DI SINI !!
×

INFO UPDATE

  • SAMPLE ATAM 1
  • SAMPLE ATAM 2
  • SAMPLE ATAM 3

MUHAMMAD ATAMMUN NI'AM

Ruang khusus info, pengumuman dan pemberitahuan seputar Pondok Pesantren

NURUL MUSTHOFA
Pasir - Mijen - Demak

SEKIAN TERIMA KASIH

Wednesday, January 31, 2018

KISAH NABI KHIDIR

'AINUL KHAYAT AIR KEHIDUPAN



Sultan Iskandar Zulkarnain


Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ats-Tsa'labi rohmatulloh 'alaih yang diperoleh dari Sayyidina 'Aly bin Aby Tholib RA.
Bermula dari Sultan Iskandar Zulkarnain yang di segani dan ditakuti oleh seluruh dunia pada zamannya. Walau demikian ia bukanlah Raja yang sombong. Namun salah satu Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT.

Perjalanan Ke Tepi Bumi


Suatu ketika Sultan Iskandar Zulkarnain berjalan diatas bumi menuju ke tepi bumi. ALLOH memerintahkan seorang Malaikat bernama Rofa'il As untuk mendampingi Sultan Iskandar Zulkarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang- bincang. Sultan Iskandar Zulkarnain berkata kepada Malaikat Rofa'il "wahai Malaikat Rofa'il ceritakan lah kepada ku tentang ibadah para Malaikat di langit ". Malaikat berkata "ibadah para Malaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, ada yang rukuk tidak mengangkat kepala selamanya dan ada yang sujud tidak mengangkat kepalanya selamanya " Mendengar keterangan itu Sultan tertegun. Dalam fikiran beliau punya keinginan melakukan hal yang sama seperti para Malaikat, yaitu beribadah kepada ALLAH melebihi Malaikat sebagai rasa syukur atas anugerah kebesaran yang diberikan ALLAH kepada nya. Namun apakah bisa melakukan ibadah hingga hari kiamat seperti para Malaikat?? sebab semua manusia pasti akan mati!! Keinginan nya itu di katakan kepada Malaikat Rofa'il. Lalu Malaikat Rofa'il berkata "sesungguhnya ALLAH telah menciptakan sumber air di bumi namanya 'ainul khayat (sumber air kehidupan). Barang siapa yang meminumnya seteguk maka tidak akan mati sampai hari kiamat. Kecuali ia memohon kepada ALLAH agar di matikan". Kemudian Sultan bertanya kepada Malaikat Rofa'il "apakah kau tahu tempat air kehidupan itu????". Malaikat Rofa'il menjawab "sesungguhnya 'ainul khayat itu berada di bumi yang gelap". Malaikat Rofa'il dalam memberikan keterangan hanya sepotong sepotong sebab bahasa dan pengetahuan yang diberikan ALLAH hanya berupa simbol simbol yang masih misteri. Dan setelah itu Malaikat Rofa'il pun pergi.

Mencari 'Ainul Khayat


Setelah mendapat keterangan dari Malaikat Rofa'il Sultan segera mengumpulkan para 'alim ulama. Sultan bertanya kepada mereka tentang air kehidupan. Para ulama tidak ada yang tahu kabar keberadaan nya namun salah seorang yang 'alim di antara mereka mengatakan "sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam As, beliau berkata bahwa sesungguhnya ALLAH meletakkan air kehidupan itu di bumi yang gelap". Sultan menanyakan dimana kah tempat bumi yang gelap itu??? Seorang yang 'alim menjawab "yaitu di tempat keluarnya matahari". Maka Sultan bersiap siap mendatangi tempat itu. Dalam kondisi seperti ini Malaikat Rofa'il pun hadir. Lantas Sultan bertanya kepada sahabat nya itu tentang kuda apa yang sangat tajam penglihatan nya di waktu gelap. Diberikan keterangan yaitu kuda betina yang perawan. Kemudian Sultan memerintahkan pada para prajurit nya untuk mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang masih perawan. Setelah itu memilih para prajurit dan cendikiawan dari 6000 orang yang ahli berkuda. Diantaranya adalah Nabi Khidzir As yang menjabat sebagai perdana menteri. Setelah persiapan matang perbekalan dan lainnya siap akhirnya Sultan Iskandar dan rombongan berangkat. Nabi Khidzir As berjalan di barisan terdepan memimpin rombongan. Arah terbitnya matahari itu berada di arah kiblat saat ini dari wilayah kerajaan Sultan Iskandar waktu itu.

Benda Langit


Setelah 12 tahun menempuh perjalanan akhirnya sampai juga di tepi bumi yang gelap. Ternyata gelapnya bukan seperti gelapnya malam. Tetapi memancar seperti kabut. Dan pasukan berjalan menerobos kegelapan namun semakin lama semakin gelap. Dalam perjalanan di sepanjang jalan yang dilalui banyak terdapat kerikil kerikil gemerlapan memancarkan cahaya merah kuning dan biru laksana bintang bintang di angkasa. Untuk mencari tahu Sultan Iskandar pun menanyakan kepada Malaikat Rofa'il dan diberikan jawaban bahwa benda benda gemericik yang gemerlapan itu apabila seseorang mengambil nya niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambil nya ia pun akan menyesal juga. Untuk mengatasi rasa penasaran Sultan Iskandar pun mengambil nya, dalam kegelapan terasa seperti batu. Maka benda itu di bawa ke tempat yang terang, terkejut Sang Sultan karena ternyata benda tersebut adalah benda benda langit Manikam, Yakut Merat, Zamrud dan lainnya. Maka Sultan pun kembali dan memunguti benda benda yang berkilau itu. Dan di masukkan ke dalam karung bekas wadah perbekalan. Akibatnya perjalanan semakin berat.

Ilmu Laduni


Nabi Khidzir selaku pimpinan rombongan berkali-kali memperingatkan Sultan bahwa perjalanan masih jauh. Hendaknya benda benda itu ditinggalkan saja untuk meringankan beban. Permata yang berkarung karung sedikit demi sedikit dikurangi. Namun perjalanan terasa makin jauh dan bumi terlihat makin gelap. Sultan yang perkasa pun lama kelamaan kondisi nya semakin melemah dan tidak kuat meneruskan perjalanan. Akhirnya memutuskan untuk kembali ke negerinya tanpa hasil. Sementara Nabi Khidzir tetap meneruskan perjalanan.
Di riwayat kan Nabi Khidzir akhirnya menemukan 'Ainul Khayat. Sebab dalam perjalanan beliau menerima Wahyu dari ALLAH bahwa air itu untuknya, beliau yang dipilih ALLAH. Begitu sampai di sumber 'Ainul Khayat perjalanan Nabi Khidzir diperintahkan berhenti. Sebab di sebelah kanan terdapat jurang yang menyerupai lembah. Di tempat itulah 'Ainul Khayat berada. Maka dilepaskan lah terompah dan pakaian beliau serta minum dan mandi di air kehidupan tersebut.

Ada sebuah penafsiran bahwa perjalanan mencari air kehidupan merupakan kiasan. Yaitu menggambarkan perjalanan rohani menuju sisi ALLAH. Dalam menempuh perjalanan rohani harus meninggalkan jubah keduniawian harta benda dunia. Itu sebabnya Nabi Khidzir memperingatkan Sultan Iskandar yang sudah Kaya raya untuk meninggalkan permata dan berlian yang dipungutinya. Perjalanan rohani tidak bisa terbebani sedikit pun urusan dunia. Baik dlm fikiran maupun perasaan. Sultan Iskandar walaupun Raja yang beriman dan bertaqwa tidak mampu menempuh perjalanan rohani. Penyebab nya masih membawa beban kekuasaan dan harta duniawi. Kerena beban duniawi masih berat baginya, maka ia pun kembali. Perihal ini tidak tertulis dan tidak tersirat. Tetapi harus dipelajari dan di pahami. Hal tersebut pernah diwejangkan Nabi Khidzir As kepada Nabi Musa As. Nabi Khidzir yang memperoleh Wahyu berhasil mendapatkan ilmu di sisi ALLAH. Yang lazim disebut ilmu LADUNI (rahmat sekaligus mukjizat) Memang itu semua kehendak ALLAH. Namun kehendak itu harus di tempuh melalui jalan rohani oleh hamba hamba ALLAH.

Sekiranya riwayat tsb bisa kita ambil pelajaran untuk kita semua dlm menjalani kehidupan dan beribadah.... ibadah tidak cukup hny mengedepankan syariat namun hakikat pun di perlukan untuk alam batiniyah kita.



BERANDA