NEWS UPDATE : SITUS "PP NURUL MUSTHOFA" SEKARANG SUDAH BISA DI AKSES VIA APLIKASI ANDROID. TUNGGU UPDATE DARI KAMI. SECEPATNYA AKAN KAMI UNGGAH APK NYA UNTUK DI DOWNLOAD,,, TERIMA KASIH
INFO UPDATE
KLIK DI SINI !!
×

INFO UPDATE

  • SAMPLE ATAM 1
  • SAMPLE ATAM 2
  • SAMPLE ATAM 3

MUHAMMAD ATAMMUN NI'AM

Ruang khusus info, pengumuman dan pemberitahuan seputar Pondok Pesantren

NURUL MUSTHOFA
Pasir - Mijen - Demak

SEKIAN TERIMA KASIH

Monday, December 11, 2017

SEPOTONG ROTI UNTUK ROSULULLOH

Anas bin Malik bercerita :
Aku menjumpai Rasulullah pada suatu hari di Masjid bersama para sahabat. Aku penasaran melihat perut mulia beliau dalam keadaan terikat, dan akhirnya aku mengetahui bahwa beliau sangat lapar. Aku bergegas menemui ayah tiriku, Abu Thalhah dan menceritakan hal ini padanya. Abu Thalhah datang kepada ibuku, Ummu Sulaim untuk mencari sesuatu yang dapat diberikan untuk Rasulullah. “Ya, ini ada sedikit roti dan kurma yang kukira cukup kalau hanya untuk Baginda saja,” jawab ibuku sembari membungkusnya. Abu Thalhah mengutusku untuk memberikan pada Rasulullah.

Kulihat Rasulullah masih duduk mengajar para sahabat di Masjid. Aku datang dan tiba-tiba Rasulullah berkata padaku, “apakah kau diutus oleh Abu Thalhah?.” “ya,” jawabku singkat. “untuk makan?,” Rasulullah kembali bertanya dan aku mengangguk. Rasulullah bangkit dan mengajak semua sahabat untuk datang ke rumah Abu Thalhah. Aku bergegas menemui Abu Thalhah mengabarkan hal ini. “wahai Ummu Sulaim, Rasulullah datang kemari bersama para sahabat, apa yang dapat kita berikan?,” Abu Thalhah gelisah. “Allah dan Rasuln-Nya yang mengetahui.” Jawab Ummu Sulaim dengan tenang.

Abu Thalhah bergegas menemui Rasulullah. Para sahabat mengikuti di belakang beliau. Rasulullah dipersilahkan masuk ke dalam rumah sederhana itu. “Bawa kemari apa yang kau punyai wahai Ummu Sulaim.” Dengan tenang, sepotong roti itu dihidangkan dihadapan Rasulullah. Rasulullah memandangnya, lalu meminta agar roti itu dipotong-potong. Ummu Sulaim memeras sesuatu di sebuah wadah yang berisi Samin, untuk dijadikan lauknya. Kemudian Rasul berkata “Izinkan masuk sepuluh orang,” maka dipersilahkan masuk sepuluh orang ke dalam rumah kecil itu dan makanlah mereka sampai kenyang dan keluar. “Izinkan masuk sepuluh lagi,” begitu seterusnya setiap sepuluh orang sampai yang terakhir. Jumlah mereka tak kurang dari 70 orang dan tak seorangpun yang terlewatkan untuk memakan roti Ummu Sulaim. Barulah akhirnya Rasulullah mencicipi roti itu. Sisanya untuk rumah dan roti itu tak tampak berkurang, bahkan roti itu masih cukup untuk dibagikan dengan para tetangga.

(Kitab Riyadlus Shalihin karya Imam Abi Zakarya Yahya ibn Syaraf an-Nawawi. Hadits no. 520 Riwayat Bukhari-Muslim)


BERANDA